DEG-DEGan
"Sayang, besok aku udah mulai kerja ya," info suamiku tadi pagi.
"Iya, Yank. Semuanya sudah dan akan disiapkan koq. Ada hand sanitizer, face shield, masker, topi, bekal makanan, vitamin, buah, minuman alkali."
"Pindahan donk, ya?" kata suamiku, nyengir.
Aku cuma nyengir saja. Memang sudah berkomitmen akan menyiapkan makanan dari rumah supaya suami tidak jajan di luar. Meminimalkan resiko karena tidak bersih dan OTG.
Aku masih di kamar. Sementara suamiku sedang menyiapkan sesuatu di ruang tamu.
"Yank...sini sebentar. Tolong cukur rambutku ya. Udah gondrong nih."
"Hayuu...."
Suamiku pun menerangkan alat ini gunanya apa, dsbnya. Mulailah aku mencukur rambutnya.
"Ingat, sampai kulit kepala ya. Tidak akan luka," katanya sambil mematutkan diri di cermin.
Aku mulai mencukur rambutnya sesuai instruksi. Awalnya tidak masalah, sampai mulai instruksi lainnya.
"Sebelah sini masih agak gondrong. Coba dicukur lagi. Ingat, jangan ampe pitak ya."
Aku mulai ga tenang. Haiiiiii...aku ini ga pernah cukur rambut. Namun mencoba menenangkan diri dengan tetap mencukur.
"Sebelah sini masih belom seimbang. Coba sambil dicek kiri kanannya, udah seimbang blom."
Hati tambah ga tenang. Duh, kalau sampai rada pitak gmana donk. Kl selama suami tidak kerja, masih ga masalah. Ini kerja.
"Iya, sudah ngerti," kataku singkat
"Ingat...jangan sampai pitak ya," pengen rasanya bilang, sana...ke babershop aja. Makin dibilang jangan sampai pitak ya...rasanya tanganku makin ga beres.
"Iya, Yank. Diem dulu donk."
Lalu suami mulai mengganti dengan alat ke-2.
"Yang ini alat untuk lebih tipisin rambut ya. Kamu cukurnya dari bawah ke atas. Ingat, jangan dari atas ke bawah ya."
"Iya, Yank."
"Ingat...jangan sampai pitak ya," katanya lagi.
Beneran, rasanya tambah deg-deg an. Diem dulu kek, jangan ilangin pitak...pitak...pitak. Stress rasanya.
"Sebelah sini masih kurang tipis. Tolong tipisin lagi ya. Dari bawah ke atas," katanya sambil memberi instruksi.
Aku mengerjakan dengan lebih deg-degan lagi.
"Pake gunting aja ya, Yank? Guntingku yang honey bee itu tajam. Pasti rapi," kataku supaya aku tidak perlu memakai alat cukur tersebut.
"Ya, ga bisa. Ini alat tuk cukur. Biar rata tebal tipisnya dari atas ke bawah. Kalau pakai gunting pasti beda. Gunting nanti, pas menggunting di bagian atas ubun-ubun ya."
Aku terus mencukur dengan hati-hati. Terutama daerah belakang telinga. Dan terjadilah...PITAK. huhuhu.
"Duh...pitak dikit nih, Yank. Maaf ya," kataku dengan perasaan bersalah.
"Gimana besok ke kantor nih. Parah ga pitaknya. Tolong fotoin ya," katanya was-was
"Ga parah, koq. Satu lubang kecil aja. Ketutup koq dengan rambut di atasnya," kataku, dengan masih deg-degan. Takut dia marah.
"Udah duluan, dhe. Bgini saja. Nanti malah pitaknya tambah luas," kata suami dengan jengkel
Aku lalu membereskan semua alat-alat cukur yang sengaja dibelinya dari olshop. Kubersihkan semua rambut-rambut yang jatuh ke lantai sementara suami mandi.
"Tuh....bagus kan hasil cukurku," kataku mencoba menenangkan diri sendiri
"Pitaknya keliatan nih," katanya, masih agak jengkel
"Maaf, Yank," ujarku lagi
"Ya sudah, lha. Sudah kejadian,"katanya lagi
Suer...mencukur rambutnya terasa lebih deg-degan daripada film horror. Apalagi dengan kalimat berulang yang sudah membuat aku lemas duluan.
*"Ingat...jangan sampai pitak, ya."*
Foto bekas cukuran aja ya. Masih belum berani foto dirinya. Wakakakaka.
Ini pengalamanku. Apa pengalamanmu?
Hahahahaaa! Numpang ketawa aja yak π€£π€£
ReplyDeleteWkwkwkw skrg aku juga ketawa. Td beneran deg-deg'an. Ga ada pengalaman..kl pitak, piyeeee? π
DeleteLanjutin deh ngakak saya di siniπππ...
ReplyDeleteππππ
DeleteAda Covid pun suami ga pernah lagi minta cukur ma aq Mbak Dπ€π€ Dulu pernah sekali dicukur dan berakhir diem-dieman. Dia marah krn hasilnya timpang. Aq sebel krn komen2nya selama cukur ga membangun, padahal aq udh sampe gobyosππ keringetku sampe ngeclak ke lantai. Sebel donk liat dia cemberut, ga ada terima kasihnya. Akhirnya dengan ketus dia bilang "udah botakin aja", dan waktu nyampe kantor temennya komen "maneh jiga budak baong"π€£π€£π€£
ReplyDeleteWkwkwkwkw. Aku tadi nawarin anak cowokku. Ayo dek, mama cukurin. Ooo ga ush, ma. Terima kasih yaa. Wkwkwkwk
DeleteWkwk.. Sama kayak aku..tp suamiku nga secerewet itu..abis cukur aku puji2 dulu..'wih keliatan lebih muda',wih tambh ganteng..'ππ€£
ReplyDeleteWkwkwkwk. Suami ga sadar x udh "menekan jiwaku" wkwkwkwkkw
DeleteAku sdh jadi hair stylIs ke 4 cowoku. Di rumah.... Meskipun al ala aku kalau suami dan anak kw 3. Mah ngga banyak permintaan... 1 cm rata ..cuma anak 2 dan ke 3 permintaan banyak... Aku mencukurbya pun dg rasa sedikit was was... Tapi not badlah... Paling ngga mereka keliatan lebih bersih di. Mataku hehehrh
ReplyDeleteWah...mantap tu. Udh jago donk. Aku deg2 plus tadi. Wkwkkwjw
DeleteAiissssshhhh...kaya aku nasibnya...aku juga cukur rambut anakku dan pitak pula...untung anaknya mau di botakin sekalian....nyisa rata 1/3 " aja....rata deh...π€£
ReplyDeleteItulah keahlian Kita sbg tukang cukur dadakan wkwkwkkw
ReplyDeleteπ
ReplyDeleteWaaa...kalo suamiku gak akan percaya dia hahahaha....botak ntat ama aku...
ReplyDeleteHahaha.. Ngakak Mbak.. π. Untung aku dah biasa poting rambutku dan anakku sendiri jadi dah biasa. Awalnya suamiku nggak mau dicukur istrinya, tapi berhubung Corona masih lama ya mau nggak mau. Dan hasilnya dia cukup puas sih. Terima kasih sudah menghiburku Mbak π
ReplyDeleteWkwkkwkw. Deg2annya itu lho. Lulus dhe km. Mantaaap
ReplyDelete